Money  

Kena PHK? Ini Cara Cerdas Kelola Pesangon agar Tak Ludes dalam Sekejap

WOMEDIA.ID – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali menghantam dunia ketenagakerjaan Indonesia. Selama dua bulan pertama 2025, lebih dari 18 ribu pekerja di 15 provinsi harus rela kehilangan pekerjaan. Di tengah ketidakpastian ini, satu hal penting yang kerap luput dari perhatian: bagaimana mengelola uang pesangon agar tidak cepat habis.

Data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat lonjakan signifikan dalam jumlah PHK. Jika pada Januari 2025 terdapat 3.325 pekerja yang terdampak, angka itu melonjak drastis menjadi 18.160 orang hingga akhir Februari. Situasi ini menambah daftar panjang tantangan ekonomi di awal tahun.

Bagi pekerja yang terkena PHK, uang pesangon sering kali menjadi satu-satunya penyangga finansial sementara. Namun tanpa strategi pengelolaan yang tepat, dana ini bisa ludes dalam hitungan minggu.

1. Lunasi Utang yang Mengganggu
Menurut Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, langkah pertama setelah menerima pesangon adalah menyusun prioritas pembayaran, khususnya untuk utang yang bersifat konsumtif dan berbunga tinggi.

“Apakah ada utang yang bisa kita lunasi dulu seperti pinjol, paylater, kartu kredit, atau KTA? Karena ini biasanya cukup mengganggu. Kalau ada, yuk kita lunasi,” ujarnya saat berbincang dengan detikcom, Senin (5/5/2025).

Baca Juga  Cara Ciptakan Dasar Keuangan yang Kuat di Awal Karir

Dengan melunasi utang di awal, beban keuangan bulanan bisa ditekan, memberi ruang bernapas untuk menyusun strategi ke depan.

2. Atur Anggaran Bulanan dengan Mode Hemat
Setelah utang teratasi, langkah berikutnya adalah menyusun anggaran bulanan secara efisien. Tejasari menyarankan untuk menerapkan mode hidup hemat, terutama dalam pengeluaran pribadi dan rutin.

“Hitung budget bulanan, kurangi pengeluaran pribadi dan rutin. Dicek lagi apakah masih bisa dihemat. Tentukan anggaran yang efisien tapi tetap memungkinkan kita berpikir positif,” jelasnya.

Langkah ini penting untuk menjaga kesehatan mental sekaligus menyeimbangkan kebutuhan hidup harian.

3. Antisipasi Pengeluaran Tahunan
Tak hanya pengeluaran bulanan, pekerja yang terkena PHK juga disarankan untuk mencermati pembayaran tahunan seperti pajak kendaraan, perpanjangan SIM, PBB, hingga asuransi.

“Masukkan semua pengeluaran itu dalam anggaran, jangan sampai terlewat karena bisa mengganggu cash flow. Kita harus siapkan karena itu ada jatuh tempo,” tegasnya.

Baca Juga  11 Tips Hemat Uang Belanja Dapur Biar Gak Boros

4. Hitung Daya Tahan Finansial
Dengan seluruh kebutuhan telah dihitung, barulah kalkulasi daya tahan keuangan bisa dilakukan. Tejasari menyarankan untuk menjumlahkan total pesangon dan dana darurat yang dimiliki, lalu dibandingkan dengan pengeluaran per bulan.

“Dari situ kita bisa tahu bisa bertahan berapa bulan tanpa penghasilan. Itu jadi patokan untuk segera ambil keputusan soal pekerjaan: mau kerja tetap, part time, atau memulai bisnis,” ujarnya.

5. Jangan Tunda Ambil Keputusan
Dalam kondisi tak menentu, menunda mengambil keputusan justru bisa memperburuk situasi. Semakin lama menunggu, semakin terkikis pula dana yang tersedia.

“Jangan berlama-lama ambil keputusan. Semakin lama, semakin habis dana darurat kita, lho,” tutupnya.

Di tengah gelombang PHK yang tak kunjung surut, pesangon bisa menjadi penyelamat. Tapi tanpa perencanaan yang matang, penyelamat itu bisa berubah jadi jebakan. Karena itu, kelola dengan bijak, bertindak cepat, dan tetap siapkan langkah ke depan. (sha)